Oleh: bumiridho | April 7, 2013

“Kita dan Sampah” , MKAA Zero waste lifestyle training

Peace on earth depends on our ability to secure our living environment.”

-Wangari Maathai-

Minggu pagi ini untuk pertama kalinya hidup 25 tahun di bandung, saya berkunjung ke Gedung Merdeka Museum konferensi Asia Afrika, “aslina pertama kali”, terima kasih kepada teh Anil ypbb yang mengajak saya untuk jadi relawan reporter di acara training kali ini.

Jadi pada hari minggu ini7 april 2013,  kawan-kawan ypbb Bandung di undang oleh teman2 AAYF (asia afrika youth forum indonesia) untuk mengisi training zerowaste lifestyle bagi para relawan kepanitiaan HUT KE-58 Konferensi Asia Afrika dan para penitia Apple Day.

Rencananya pada HUT ke-58 KAA, event yang diselenggarakan akan di setting untuk dapat menerapkan konsep zero waste lifestyle, seperti apakah konsep zero waste lifestyle ini dan kenapa penting, kedua hal ini lah yang coba untuk diperkenalkan kepada para peserta relawan panitia HUT Ke-58 KAA dan Panitia Apple day (peringatan hari bumi).

Nah inilah foto para peserta training zerowaste lifestyle hari ini, dari tim YPBB menurunkan dua orang trainer yaitu Teh Anil dan Kang Adnan, serta ada dua orang relawan Aga Ginanjar sebagai notulen dan Saya sendiri.

Image

Training dibuka pada pukul 10:00 oleh Koordinator relawan Kang Rahyang kemudian dilanjutkan oleh Teh Anil dari YPBB. Sebagai pembuka Para peserta training di ajak untuk coba menyadari apa yang kita sebut sebagai “perjalanan sampah”. Bagaimana sampah yang berawal dari aktivitas kita sehari-hari kemudian Berpindah dari satu tempat hingga ke tempat sampah itu berakhir.

Image

Sampah saat ini yang terjadi di masyarakat kita seperti diungkapkan 3 orang peserta (pesertanya mahasiswa dari polban ada 7 orang loh), jalurnya adalah dari rumah/kamar-gerobak-tps dan kemudian berakhir di TPA.

Pola konvensional yang terjadi ini adalah pola penyelesaian masalah di akhir, sehingga berakhir dengan tumpukan sampah yang menggunung di TPA. Pastinya masih segar di memori kita mengenai TPA leuwi gajah yang mengalami longsor sampah pertama di Dunia karena tumpukan gas methane akibat sampah organik di tumpuk dalam jangka waktu yang lama. Selain itu sampah dapat menjadi masalah karena memiliki efek kepada estetika, kesehatan dan lingkungan.

Pola konvensional ini ialah pola yang sifatnya hanya memindahkan masalah dan memiliki cost yang sangat tinggi, cost pertama adalah cost dari sisi Tempat Penampungan, berdasar data dari YPBB Bandung dengan penduduknya yang mencapai 3 juta jiwa dapat untuk menampung sampah warga tersebut membutuhkan lahan sebesar 55 kali besar candi borobudur, selain itu ongkos tranport dari tps ke TPA Sari Mukti dapat menghabiskan dana Rp. 100 juta perhari.

Melalui penerapan zero waste life style kita mencoba untuk memangkas beban pola konvensional sebesar mungkin dengan menerapkan konsep bahwa “sampah kita dalah tanggung jawab kita” dimana pengelolaan sampah dimulai dari rumah dan dari komunitas dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle).

Langkah pertama dalam penerapan zero waste lifestyle ialah “Memilah”, pada saat training para peserta diminta untuk melakukan simulasi pemilahan yang paling sederhana yaitu organis dan non-organis.

Image

Pemilahan menjadi penting karena, ketika sampah organis bercampur menjadi sampah anorganis hal ini menjadi sulit untuk diolah, sampah organis mempunya karakteristik untuk membusuk dan menghasilkan bau tidak sedap, selain itu sampah anorganis yang dapat dipisahkan menjadi sulit untuk dipisahkan.

Sampah di rumah bila dipilah terdiri dari 50% Organis dan 50% anorganis, dari 50% sampah organis 70%nya dapat diolah dan hanya 30% saja yang dibuang ke TPA, bayangkan 3 juta penduduk jika dapat mengurangi volume sampah organiknya saja berapa pengehematan yang bisa dilakukan.

Sampah organis di rumah tangga dapat di manfaatkan (langkah kedua) untuk diolah menjadi kompos, pada training kali ini YPBB oleh kang Adnan, mengenalkan takakura untuk limbah organis rumah tangga dan aplikasi biopori untuk limbah organis kebun.

Image

Image

Nah Bagaimana untuk Limbah Non-Organis. Untuk limbah non-organis kita menerapkan konsep 3R, dan langkah yang paling utama adalah “REDUCE”. Pada training ini kita perlu untuk menyadari bahwa penggunaan bahan non-organis pada aplikasi makanan seperti styreofoam adalah cukup beracun pada kesehatan kita.

Image

Aplikasi dari penerapan konsep reduce sebagai berikut:

– Stop use plastic Bag, bawa kantong sendiri kalau belanja.

– Kurangi penggunaan bahan berkemasan, optimalkan isi ulang yang ramah lingkungan serta pikirikan dulu ketika membeli, apakah kita benar-benar membutuhkan barang tersebut.

Tahap berikutnya adalah Re-Use gunakan barang-barang sampai semaksimal masa penggunaannya dan atau kita gunakan barang-barang bekas untuk aplikasi lainnya seperti    gunakan untuk Pot tanaman.

Untuk tahap Re-cycle kita memerlukan proses pemilahan, seperti barang-barang dari plastik dapat di daur ulang kembali menjadi bahan-bahan lainnya yang diperlukan, menjadi plastik kembali menjadi bata bangunan dan lainnya.

Acara training pun ditutup dengan “satu kebaikan apa yang mau kita lakukan selama satu bulan kedepan terkait konsep zerowaste lifestyle ini”, nah para peserta pun menuliskan dan sharing apa saja yang akan dilakukan selama satu bulan kedepan, langkah sederhana untuk mengurangi permasalahan sampah perkotaan yang sehari-hari kita hadapi.

Image

Hayu kita olah sampah dari sumbernya…

Salam organis

Antapani, 7 April 2013

Note: Untuk materi dan kontak lebih lanjut bisa blogwalking ke Blognya YPBB http://ypbbblog.blogspot.com/p/pelatihan-zerowaste-lifestyle.html

 


Tanggapan

  1. Wah idho masih aktif di organisasi lingkungan, keren! semoga selalu menebar manfaat ya dho! 😀

    • keluar dari rutinitas ka, ini baru ikutan lagi he he

  2. terima kasih tadi pemaparan langsung dari tm YPBB. pribadi sih jadi parno kalo mau beli-beli sesuatu, nanti bekasnya dikemanain yaa? 😐 tapi tertarik untuk mengimplementasikan pembuangan sampah biopori jadinya! 😀 salam kenal, saya volunteer zero waste event Museum KAA! 🙂

    • Salam kenal Juga Nafis 🙂


Tinggalkan komentar

Kategori